Rabu, 16 April 2008

Mahasiswa : antara Privasi dan Kontribusi

Mahasiswa : antara Privasi dan Kontribusi

Sebagai mahasiswa, tak hanya cukup study oriented saja, tetapi keaktifan dalam menapaki dan mengisi masa-masa perkuliahan dengan berbagai kreativitas dan produktivitas sebagai mahasiswa. Misalnya dengan aktif dalam organisasi, dan lainnya dalam upaya pengeksploitasi sumber daya pada diri mahasiswa. Hal ini akan menambah tanggungjawab kita. Yang pertama, tanggungjawab akan studi kita kepada orang tua dan tanggung jawab dan keaktifan sebagai aktivis dengan organisasi sebagai pekerjaan sampingan.
Tak bisa dipungkiri, profil mahasiswa bukan hanya study oriented, tetapi dalam masa kuliahnya, membekali diri dengan bekal-bekal sebagai calon intelektual yang nantinya akan turun gunung ke masyarakat. Padahal masyarakat sudah terlanjur mempercayakan dan menuduh mahasiswa sebagai sosok serba bisa. Mahasiswa dituntut serba bisa, mempunyai kemampuan dan keahlian dalam berbagai bidang.
Mahasiswa adalah tulang punggung tempat rakyat menggantungkan harapan. Dan karenanya, ia harus mempunyai punggung yang kuat untuk memikul amanah ini dalam waktu yang lama dan jalan yang panjang. Sang empu punggung yang kuat adalah mereka yang kuat dalam seluruh aspek kepribadian. Mereka inilah yang sesungguhnya bisa disebut sebagai pemimpin umat. Kekuatan moral (moral force) yang membawa manfaat bagi sekitar. Yang akan membawa gerbong panjang umat ini. Karena, hanya akal-akal raksasa didukung keaktifan persiapan diri yang akan dipakai dalam masyarakat dan terpakai oleh zaman.
Idenya bagaikan udara, tidak terbingkai dan dibatasi ruang-waktu. Gagasan-gagasannya bagaikan seekor lalat yang selalu mengganggu sapi hingga tidak mudah tidur. Kontrol atas kebijakan pemerintah sangat berguna dan terbukti efektif. Bisa menuangkan gagasannya dan partisipasi dalam proyek-proyek kebijakan pemerintah dan kebajikan dalam masyarakat. Namun tetap pada koridor peran seorang mahasiswa, mempertahankan ideologi yang diyakini. Dengan kepiawaiannya melayari lautan dengan perahu intelektualnya, berlandaskan nilai-nilai kebenaran dan ketegaran dalam menghadapi tantangan.
Dilain pihak, terkadang ada kekhawatiran (yang terkadang berlebihan) akan adanya benturan antara studi dengan aktivitas mahasiswa pada masa perkuliahan. Antara organisasi dengan nilai-nilai. Antara pekerjaan sambilan dengan targetan-targetan yang musti dicapai. Ditambah dengan tuntutan cepat tamat dari orang tua. Padahal jika mahasiswa kritis dalam membaca peluang dan menemukan potensi raksasanya, maka mahasiswa akan semakin matang dengan keaktifannya pada masa kuliah yang tidak akan didapat di luar masa kuliah.
Di kampus, tetap ada profil mahasiswa ideal, bahkan menjadi ukuran sosok sebenarnya mahasiswa. Orientasi mereka adalah ilmu, target mereka adalah berdaya guna dengan keaktifannya. Mendapatkan ilmu adalah suatu target yang paling terhormat. Dengan ilmu akan mengguncang dunia. Maka forum-forum merindukan mereka, seminar-seminar memanggil nama mereka, buku, pustaka merindukan tangannya. Seseorang berilmu yang tulus kedudukannya bisa lebih tinggi dari yang mati syahid. Orang berilmu berperang dengan pena sebagai senjatanya, dengan buku-buku, di forum-forum berbagai tempat. Ilmu yang bisa menghantarkan manusia kepada surga, dan menunjuk mengikut kepada AlQuran dan Sunnah.
Mereka taat menjalankan agama serta menjaga kepribadian dan kelakuan dengan juklak (petunjuk pelaksanaan) yang jelas. Aktif di beberapa organisasi, juga membatu dana dan tenaga bila terjadi bencana alam. Mereka juga menebarkan manfaat mereka pada yang lain.
Maka ada beberapa spesialisasi yang salah satunya wajib ada dalam diri seorang mahasiswa.
Keahlian/kemampuan public speaking.
Yaitu mahasiswa yang mempunyai kapasitas kemampuan berbicara di muka umum. Mereka yang biasa berbicara dan menjadi pembicara pada acara seminar, workshop, dan pelatihan. Diantara mereka ada yang sedang dalam masa pembelajaran, ada yang beranjak lebih tinggi dari tingkat pertama dan mereka yang sudah fasih berbicara di depan umum. Pintar menyampaikan ilmu dengan baik dan menyenangkan, sebagaimana halnya para guru atau dosen yang disukai oleh murid, siswa, atau mahasiswa karena kepintaran mereka dalam mengajar.


Spesialis penulis.
Yaitu mahasiswa yang mempunyai kemampuan konsentrasi dalam bidang tulis menulis baik fiksi dan non-fiksi. Aktif dalam menulis kritisnya tentang kondisi negara dan zamannya. Apalagi untuk sebuah karya ilmiah, maka seorang mahasiswa dituntut harus bisa menulis sebuah karya ilmiah. Kajian-kajian teknologi penting yang berhubungan dengan spesialisasi kependidikannya. Minimal sekali seumur hidup (selama menjadi mahasiswa).
Skill Kewirausahaan.
Kompetensi dalam bidang wirausaha atau bisnis. Mempunyai kemampuan kemandirian dalam membiayai kuliah sendiri, minimal uang saku. Mahasiswa harus mandiri, tidak bergantung kepada dana dari orang tua. Me-menej finansialnya. Ini adalah tantangan bagi seorang mahasiswa. Bisa wiraswasta, atau bekerja sampingan yang akan menambah asupan pemasukan dana sendiri.
Keaktifan dalam organisasi.
Kemampuan dalam bergabung dalam organisasi merajut jiwa-jiwa yang terpisah menjadi sebuah kekuatan jamaah (organisasi) yang solid. Sebagai makhluk social yang tidak bias lepas dari orang lain. Organisasi (jamaah) adalah wadah untuk menghimpun daun-daun yang berserakan yang akan menjelma sebagai potensi yang padu dengan kekuatan pribadi lain. Dalam organisasi, individu-individu yang mempunyai kemiripan akan disatukan dalam satu simpul. Keterbatasan-keterbatasan yang ada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yang ada pada individu lain. Organisasi yang efektif akan selalu merubah keragaman menjadi sumber kreativitas kolektifnnya dan menyalurkan produk kreativitas itu dalam sebuah kesepakatan bersama.
Kritis.
Kesadaran tentang fungsi dan peran mahasiswa menuntut pemahaman tentang ruang dalam penanaman sikap realisme dalam benak mahasiswa. Geark langkahnya adalah mencerminkan saratnya konsep-konsep ideologi yang ia yakini. Proses kreativitas mereka tumpah-ruahkan di wilayah realisme itu. Semangat membangun peradaban dengan izin Allah Swt.
Dalam substansial fungsi seorang mahasiswa dengan akal-akal yang mengagumkan dan kemampuan berpikir dan berkreasi luar biasa pada semua bidang (perfect), kemampuan intelektual mahasiswa dalam memahami (daya analisis) dan kemampuan daya mencipta (daya cipta). Kemampuan memahami zamannya dan menemukan sesuatu yang dapat ia lakukan dengan zaman itu.
Dalam konteks kesadaran sebagai pembawa perubahan (revolusioner) dan pembangun peradaban, maka realisasi kerja dari perumusan idealisme seorang mahasiswa adalah mutlak diperlukan. Larut-larut dalam teori juga penting, tapi realisasi dari sketsa konsep teori adalah jauh lebih penting. Gerak langkah yang nyata.
Dalam substansial fungsi seorang mahasiswa dengan akal-akal yang mengagumkan dan kemampuan berpikir dan berkreasi luar biasa pada semua bidang (perfect), kemampuan intelektual mahasiswa dalam memahami (daya analisis) dan kemampuan daya mencipta (daya cipta). Kemampuan memahami zamannya dan menemukan sesuatu yang dapat ia lakukan dengan zaman itu.

Tidak ada komentar: