Jumat, 16 Mei 2008

renungan

Apalagi yang tersisa?

Kemuliaan Islam kembali dikoyak. Benarkah masih mulia kita yang beragama Islam ini?

Ketika penghinaan kepada Rasulullah jelas di depan mata kita.

Gelora kedengkian kafir laknatyullah tak mampu kita padamkan.

Barisan umat Islam benar-benar terserak

Tak ada laju gelombang protes terhadap penayangan kembali kartun junjungan kita

Protes-protes telah padam

Di mana iman? yah, ini persoalan iman, bukan nurani. Nurani tak lagi ada sedikitpun saat ini. Yang ada hanyalah iman, pun jika darah mendidih ketika ada peristiwa ini.

Kedengkian mendalam yang selalu membuat kita terdiam

Dimanakah iman kita?

Ketika Barat kafir berani menyepelekan umat muslim

Menghampiri kemuliaan islam

Menginjak-injak dan merobek-robek identitas kebangggan kita

Bagi mereka, penghinaan ini bukanlah tawaran harga murah dari mereka untuk muslim. Tak ada resiko sama sekali. Penghinaan mereka pada islam gratis. Tak menuai bea dari kita. Tak ada resiko dari perbuatan mereka.

Karena kita masih tetap menyuplai minyak kepada mereka. Karena kita tidak menarik tabungan-tabungan pada bank-nbank mereka. Dan pangkalan militer negara-negar islam tak menggerakkan armadanya kepada mereka.

Tentara-tentar muslim juga tetap berada di tempat; taj segera mengokang senata. Artileri-artileri umat islam masih lelap dalam pangkuan pemerinytah yang banci.

Kedutaan besar mereka semakin semarak di negara-negara muslim.

Tak ada kekhawatiran dalam benak mereka. Ketakutan tak hinggap.

Di mana pemimpin umat islam?

Indonesia… dengan penduduk mayoritas muslim dan terbesar di dunia, apa yang ia lakuakn ?

Tak ada kemarahan sedikit pun, teguran sopan dengan nada lembut-layaknya banci-pun tidak. Sekedar ungkapan tertulis; tanda keberanian tak lagi bersisa- sekedar mengingatkan agar tajk berani menghhina islam, al-Qur’an nabi Islam-pun tak dada.

Lalu apa yang tersisa?

Berharap Pengampunan-Mu


Malam ini gelap pekat

Bayangan merah tlah datang

Kelam dosa hari kemarin menyeruak, dalam…

Bintang mengejek, tahu betapa dosa itu

Lingkaran takut dan rasa malu pada sang Khalik

Mencengkeram, hempaskan diri dalam penyesalan

Dan kujatuh di kesunyian, refleksi taubat ku

Segera, ku basuh jiwa dengan sujud-sujud panjang menghadap-Mu

Diri ini terlarut dalam lantunan do’a pengakuan diri

Sayap-sayap kesombongan terbakar, ku tertunduk di haribaan-Mu

Ku bertanya dalam pengaduanku

Rabb,, akankah dosa ini terampuni?

Setelah sekian lama dalam kubangan maksiat

Jalan semu sesat nan melenakan

Dan, hari-hari esok takkan begini

Langkah melambat menuju taubat takkan tersisa

Detik penghambaan takkan tersia-siakan lagi

Hanya kepada-Mu kembali fitrah ini

Sekuat hati, meraih medali uluhiyah

Menyelami lautan hikmah, dapatkan mutiara terindah

Berharap Pengampunan-Mu

Daftarkan diri kompetisi dapatkan jannah-Mu

Juara II Muharram Fair FSI FMIPA UNAND 2008

special untuk kenalanku : yanah, sang hafidzah

Profil Ketegaran seorang Ayah


Tak sekedar ketabahan

Profil keteguhan seorang ayah, tak bisa ukur oleh keteguhannya menyembunyikan senyum setiap beban yg meringkihkannya. Butuh kesediaan lelah untuk menggambarkan bagaimana mulianya seorang ayah yang mengkhawatirkan masa depan kita. Ayah adalah sosok yangg berperan besar dalam pembentukan karakter kita. Setelah diri kita.

Masih teringat, dalam buaiannya, perlindungannya -wujud cinta pada anaknya- melindungi anaknya sekokoh karang nan gagah. Tak akan dibiarkan anaknya kelaparan bahkan sekedar kedinginan. Kasih, sayang, cinta, dan kepedulian itulah yang menyatu dalam tubuh kita. Kita tak bisa membantah kalau dalam tubuh kita ada darahnya. Kita tidak bisa membantah bahwa di balik tatapan dan sorot mata kita juga ada ayah yang telah memberikan segala-galanya untuk kita. Letih bekerja sirna dengan kesuksesan anaknya yang membayang. Kebingungan memikirkan biaya hidup tak dirasa, selalu menampakkkan ketegaran yang tiada tara sehingga diusapnya kita dengan kenyamanan. Pada saat itu ia berharap kita akan menjadi anak yang bisa menyejukkan hatinya. Saat itu harapan yang terpatri di hatinya adalah agar kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah, berbakti pada keluarga, masyarakat, agama, dan negara. Pada saat itu sebuah harapan agar kita bisa menjadi kebanggaannya suatu saat nanti.

Cepat berlalu kenangan itu, sekejap menjadi dewasa, bertambah beban lagi. Kebutuhan hidup menjemput. Keputusan sepihak darinya kadang dirasa beban dan vonis. Tapi itu semua adalah demi kebaikan sang tulang punggung keluarga. Harapannya, torehan tangan kekarnya menghendaki anak tak layu di telan zaman, tak goyah diterjang badai. Agar anak tidak terlena dimasa kecil yang mengakibatkan hanya kemalasan yang tercipta. Sisi kehidupannya penuh etos semangat mengajar kebaikan sang anak

Menata mekanisme pewarisan dari sifat ayah sangat rumit dan selalu tak sama. Pewarisan yang tak akan utuh. Membuat anak musti merenungkan pahatan-pahatan watak yang terukir lewat kerasnya didikan ayah pada lembar sejarah hidup bersama kenangannya. Walau kadang bukan sebagai tempat labuhan kesah, tapi selalu siap jadi partner menyelami konflik. Membangun ketegaran; resistan menyikapi suatu masalah. Bukan dalam jangka pendek tapi sudut pandang dengan radius jauh dan utuh menyeluruh. Ketika cahaya dewasa mulai nampak pada diri anak, semakin ia rapatkan simpul-simpul bimbingan. Interaksi yang tak terlalu dekat tetapi sentuhan pewarisan karakter yang kuat.

Begitu piawai dan kritis menyusupkan karakter laki-laki. Prinsip pembinaan kepribadian yang ingin ditularkan. Karakter tidak mutlak bercermin pada ayahnya, tapi bisa memadukan dengan karakter pada sosok sepanjang jalan hidupnya.

Bukti nyata, bila bulir-bulir penanaman moral mengakar erat, maka ketegasanlah yang tercipta.

Sosok ayah sebagai profil yang dengan keteguhannya membimbing anak saat mulai menyusuri usia, menjadikan anak memiliki jelas tujuan hidup-dengan beban yang mengiringinya-. Daya juangnya melampaui postur tubuhnya. Daya pikirnya tak terhalang pendidikan. Penanaman akhlak anaknya semahir seorang ustad. Pengorbanan totalitas yang dihibahkan demi sang anak, bukan sekedar ketabahan tanpa tangis sewaktu musibah datang. Kehadiran nelangsa yang mengoyak ia simpan rapat. Kecemasan jadikan sang anak terbaik.

Kita tidak akan pernah bisa membalas jasa-jasanya sekalipun kita menghadiahkan segunung emas ketika beliau berulang tahun. Mengapa? Karena kasih pada buah hatinya seperti air yang mengalir deras. Tak pernah henti.

Jumat, 02 Mei 2008

refreshing....!!!


lagi : (di atas patung batu Malin Kundang)
Hendra /Raflesia, Melisa /LP2I, Tya LP2I, Fadil /Rabbania
sahabat dalam susah dan senang. dengan berlatar belakang Pantai Air Manis, 26 April 2008, pasca UTS (Ujian tidak Serius)
/ki-ka : Adi sastra (kerinci), Rico Adrial(Padang), Arfhani, Fadil(Jambi)


di mana ada kemauan, disitu ada jalan;

di mana tidak ada kemauan disitu ada BANYAK ALASAN!!!

Jadilah anda "yang pertama", jika tidak jadilah "satu-satunya", jika tidak jadilah "yang terbaik", jika tidak jadilah anda diantara orang-orang yang terbaik.
Habib Yunus
hidup adalah anugerah dari ILLAHI, jadikan hidup ini bermanfaat bagi orang yang ada disekitar kita dengan cara melakukan segala sesuatu dengan maximal dan berusaha tanpa pantang menyerah, maka Tuhan pasti tidak akan sampai hati membiarkan kita terus dalam kesusahan.






yakinilah apa yang kita yakini bakal kita raih, karena hidup tampa keyakinan yang kuat bagaikan pohon tanpa akar



Marilah tersenyum ^_^ , karena senyum semuanya menjadi lebih berarti. Dan senyum itu hal yang paling mudah dilaksanakan tanpa memerlukan keahlian khusus. Dengan senyum kita saling berbagi kasih dalam kehidupan, ayo semua pasti bisa ...cia yo!!!

tekad universal


Akhi, aktivis islam, tekad yang kita inginkan kepada tiap aktivis islam adalah tekad universal. Tekad mencari ilmu dan mengamalkannya. Tekad berdakwah dan berjihad. Tekad beriman, yakin, sabar dan ridho. Tekad melakukan amar ma'ruf nahi mungkar dan menyatakan kebenaran. Tekad memperbaiki diri sendiri dan memberi petunjuk kepada manusia.
Kita tidak menginginkan tekad parsial,yang terbatas (mempunyai batas) pada satu aspek. Kita menginginkan orang yang tekadnya menyeluruh (universal) di semua medan dakwah. Tidak hanya di satu aspek tanpa mengindahkan aspek yang lain. Atau fokus pada aspek tertentu dan mengabaikan aspek yang lain. Kita menginginkan tekad sempurna dan universal. Ibnu Qayyim : Diantara manusaia ada yang berjalan menuju pada Allah di setiap tempat dan sampai pada-Nya dari semua jalan. ia jadikan aktivitas ibadahnya sebagai poros hatinya dan penglihatannya.

Hanya seseorang yang mempunyai 'sesuatu ' yang dapat memberi 'sesuatu'.

Otak Arsitek



Peradaban selalu bermula dari gagasan.
Peradaban besar selalu lahir dari gagasan-gagasan besar.
Gagasan-gagasan besar lahir dari akal-akal raksasa.
Begitulah kejadiannya.
Minimnya kuantitas bukanlah halangan.
Sahabat-sahabat memang jumlahnya sedikit, tetapi mereka semua membawa semangat dan kesadaran sebagai pembangun peradaban dan membawa talenta sebagai arsitek peradaban.
Kesadaran yang terbentuk sejak dini.

Kamis, 01 Mei 2008

Dimanakah Pemimpin..


Tuhan kami... Telah nista kami dalam dosa bersama Bertahun membangun kultus ini Dalam pikiran yang ganda dan menutupi hati nurani Ampunilah kami ampunilah amin

Ketika rakyat yang terus saja diam dalam stagnanisasi dalam memilih figur pemimpin yang memang mirip sebuah mesin tua, tetapi tetap dipertahankan sebagai ukruan kematangan pemimpin. Kekayaan seorang pemimpin menjadi pujaan, ddan keturunan sebagai faktor pembanding layak atau tidaknya seseorang menjadi pemimipin. Karakter UMAT YANG BERUBAH DARI POLA PIKIR PENDIDIKAN sebagai parameter kemampuan seorang pemimpin kepada sebuah vonis tentang profil seorang pemimpin, yaitu mereka yang mempunyai cukup materi,birunya darah keturunan dan banyaknya jumlah pendukung mereka (yang memang rata-rata mesin tua juga). Keadaan ini memunculkan perkara baru.
Pilihan-pilihan pemimpin yang hadir serba tanggung. Bukan raja bukan pula khalifah. Uang mereka tidak cukup melimpah untuk menjadi seorang bos, sementara kesalhihan mereka tidak cukup anggun untuk menjadi seorang khalifah. Keangkuhan mereka tidak cukup sempurna untuk berkuasa, sementara kerendahatian mereka tiddak cukup memadai untuk melayani umat. Bakat mereka tidak cukup handal untuk menjadi seorang megaloman,semantara kapasitas mereka tidak cukuptangguh untuk menjadi pemimpin.
Ternyata memang, pilihan rakyat tentang profil seoarang pemimpin juga menawarkan permasalahan mengenai ketersediaan seorang pemimpin.
Masyarakat yang sudah terorganisasi sudah seharusnya kritis dalam menilai hadirnya calon-calon pemimpin di panggung sejarah. Kapasitas mereka, apa yang tersembunyi dan yang dibawa oleh calon-calon tersebut menjadi sorotan utama masyarakat.
Pemimpin yang memadani adalah pemimpin yang mampu menyembuhkan penyakit kerapuhan dalam masyarakat, mampu menyatukan kekuatan kembali dari tenaga yang terpisah dan menjadikan elemen yang dipimpinnya sebagai komponen yang solid. Bukan hanya pemimoin secara fisik, tetapi yang mampu menhghadirkan semangat kehidupan dalam kemasyarakatan. Merubah aktivitas organisasi dengan kelemahan fungsi seorang pemimpin, sering bertemu tapi tidak merumuskan apa-apa, apalagi melakukan sesuatu. Sehingga apa yang dilakukan olehnya mampu menghadirkan kebanggaan kolektif yang sama-sama dirasakan. Pemimpin yang mampu mengakomodasikan keunggulan-keunggulan individu dengan kemanfaatan fungsinya. Memilki kesiapan dalam mengantisipasi berbagai tantangan, terutama yang bersifat tiba-tiba dan mengejutkan.

paddy's as salam

Jumat, 25 April 2008

Berita Negara

UAN di 2008 dilaksanakan pada tanggal 23 April 2008, tepatnya hari selasa. Bermacam komentar menjelang dan bertepatan dengan pelaksanaan UAN beragam dan semkain santer, pasca hari pertama berlangsung. Standar kelulusan yang semakin meningkat: tahun 2007 5,00 dan kini tahun 2008 standar kelulusan adlah 5,25. Ada yang berubah? Jelas. Pada tahun ini, syarat dinyatakan lulus adalah apabila nilai rata-rata 5,25 untuk 6 mata pelajaran. 6 mata pelajaran? Ya. TAhun ini ada kenaikan standar kelulusan. Dulu hanya 3 mata pelajaran, sekarang 6 mata pelajaran : Matematika; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, dan Kimia.

Rabu, 16 April 2008

Mahasiswa : antara Privasi dan Kontribusi

Mahasiswa : antara Privasi dan Kontribusi

Sebagai mahasiswa, tak hanya cukup study oriented saja, tetapi keaktifan dalam menapaki dan mengisi masa-masa perkuliahan dengan berbagai kreativitas dan produktivitas sebagai mahasiswa. Misalnya dengan aktif dalam organisasi, dan lainnya dalam upaya pengeksploitasi sumber daya pada diri mahasiswa. Hal ini akan menambah tanggungjawab kita. Yang pertama, tanggungjawab akan studi kita kepada orang tua dan tanggung jawab dan keaktifan sebagai aktivis dengan organisasi sebagai pekerjaan sampingan.
Tak bisa dipungkiri, profil mahasiswa bukan hanya study oriented, tetapi dalam masa kuliahnya, membekali diri dengan bekal-bekal sebagai calon intelektual yang nantinya akan turun gunung ke masyarakat. Padahal masyarakat sudah terlanjur mempercayakan dan menuduh mahasiswa sebagai sosok serba bisa. Mahasiswa dituntut serba bisa, mempunyai kemampuan dan keahlian dalam berbagai bidang.
Mahasiswa adalah tulang punggung tempat rakyat menggantungkan harapan. Dan karenanya, ia harus mempunyai punggung yang kuat untuk memikul amanah ini dalam waktu yang lama dan jalan yang panjang. Sang empu punggung yang kuat adalah mereka yang kuat dalam seluruh aspek kepribadian. Mereka inilah yang sesungguhnya bisa disebut sebagai pemimpin umat. Kekuatan moral (moral force) yang membawa manfaat bagi sekitar. Yang akan membawa gerbong panjang umat ini. Karena, hanya akal-akal raksasa didukung keaktifan persiapan diri yang akan dipakai dalam masyarakat dan terpakai oleh zaman.
Idenya bagaikan udara, tidak terbingkai dan dibatasi ruang-waktu. Gagasan-gagasannya bagaikan seekor lalat yang selalu mengganggu sapi hingga tidak mudah tidur. Kontrol atas kebijakan pemerintah sangat berguna dan terbukti efektif. Bisa menuangkan gagasannya dan partisipasi dalam proyek-proyek kebijakan pemerintah dan kebajikan dalam masyarakat. Namun tetap pada koridor peran seorang mahasiswa, mempertahankan ideologi yang diyakini. Dengan kepiawaiannya melayari lautan dengan perahu intelektualnya, berlandaskan nilai-nilai kebenaran dan ketegaran dalam menghadapi tantangan.
Dilain pihak, terkadang ada kekhawatiran (yang terkadang berlebihan) akan adanya benturan antara studi dengan aktivitas mahasiswa pada masa perkuliahan. Antara organisasi dengan nilai-nilai. Antara pekerjaan sambilan dengan targetan-targetan yang musti dicapai. Ditambah dengan tuntutan cepat tamat dari orang tua. Padahal jika mahasiswa kritis dalam membaca peluang dan menemukan potensi raksasanya, maka mahasiswa akan semakin matang dengan keaktifannya pada masa kuliah yang tidak akan didapat di luar masa kuliah.
Di kampus, tetap ada profil mahasiswa ideal, bahkan menjadi ukuran sosok sebenarnya mahasiswa. Orientasi mereka adalah ilmu, target mereka adalah berdaya guna dengan keaktifannya. Mendapatkan ilmu adalah suatu target yang paling terhormat. Dengan ilmu akan mengguncang dunia. Maka forum-forum merindukan mereka, seminar-seminar memanggil nama mereka, buku, pustaka merindukan tangannya. Seseorang berilmu yang tulus kedudukannya bisa lebih tinggi dari yang mati syahid. Orang berilmu berperang dengan pena sebagai senjatanya, dengan buku-buku, di forum-forum berbagai tempat. Ilmu yang bisa menghantarkan manusia kepada surga, dan menunjuk mengikut kepada AlQuran dan Sunnah.
Mereka taat menjalankan agama serta menjaga kepribadian dan kelakuan dengan juklak (petunjuk pelaksanaan) yang jelas. Aktif di beberapa organisasi, juga membatu dana dan tenaga bila terjadi bencana alam. Mereka juga menebarkan manfaat mereka pada yang lain.
Maka ada beberapa spesialisasi yang salah satunya wajib ada dalam diri seorang mahasiswa.
Keahlian/kemampuan public speaking.
Yaitu mahasiswa yang mempunyai kapasitas kemampuan berbicara di muka umum. Mereka yang biasa berbicara dan menjadi pembicara pada acara seminar, workshop, dan pelatihan. Diantara mereka ada yang sedang dalam masa pembelajaran, ada yang beranjak lebih tinggi dari tingkat pertama dan mereka yang sudah fasih berbicara di depan umum. Pintar menyampaikan ilmu dengan baik dan menyenangkan, sebagaimana halnya para guru atau dosen yang disukai oleh murid, siswa, atau mahasiswa karena kepintaran mereka dalam mengajar.


Spesialis penulis.
Yaitu mahasiswa yang mempunyai kemampuan konsentrasi dalam bidang tulis menulis baik fiksi dan non-fiksi. Aktif dalam menulis kritisnya tentang kondisi negara dan zamannya. Apalagi untuk sebuah karya ilmiah, maka seorang mahasiswa dituntut harus bisa menulis sebuah karya ilmiah. Kajian-kajian teknologi penting yang berhubungan dengan spesialisasi kependidikannya. Minimal sekali seumur hidup (selama menjadi mahasiswa).
Skill Kewirausahaan.
Kompetensi dalam bidang wirausaha atau bisnis. Mempunyai kemampuan kemandirian dalam membiayai kuliah sendiri, minimal uang saku. Mahasiswa harus mandiri, tidak bergantung kepada dana dari orang tua. Me-menej finansialnya. Ini adalah tantangan bagi seorang mahasiswa. Bisa wiraswasta, atau bekerja sampingan yang akan menambah asupan pemasukan dana sendiri.
Keaktifan dalam organisasi.
Kemampuan dalam bergabung dalam organisasi merajut jiwa-jiwa yang terpisah menjadi sebuah kekuatan jamaah (organisasi) yang solid. Sebagai makhluk social yang tidak bias lepas dari orang lain. Organisasi (jamaah) adalah wadah untuk menghimpun daun-daun yang berserakan yang akan menjelma sebagai potensi yang padu dengan kekuatan pribadi lain. Dalam organisasi, individu-individu yang mempunyai kemiripan akan disatukan dalam satu simpul. Keterbatasan-keterbatasan yang ada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yang ada pada individu lain. Organisasi yang efektif akan selalu merubah keragaman menjadi sumber kreativitas kolektifnnya dan menyalurkan produk kreativitas itu dalam sebuah kesepakatan bersama.
Kritis.
Kesadaran tentang fungsi dan peran mahasiswa menuntut pemahaman tentang ruang dalam penanaman sikap realisme dalam benak mahasiswa. Geark langkahnya adalah mencerminkan saratnya konsep-konsep ideologi yang ia yakini. Proses kreativitas mereka tumpah-ruahkan di wilayah realisme itu. Semangat membangun peradaban dengan izin Allah Swt.
Dalam substansial fungsi seorang mahasiswa dengan akal-akal yang mengagumkan dan kemampuan berpikir dan berkreasi luar biasa pada semua bidang (perfect), kemampuan intelektual mahasiswa dalam memahami (daya analisis) dan kemampuan daya mencipta (daya cipta). Kemampuan memahami zamannya dan menemukan sesuatu yang dapat ia lakukan dengan zaman itu.
Dalam konteks kesadaran sebagai pembawa perubahan (revolusioner) dan pembangun peradaban, maka realisasi kerja dari perumusan idealisme seorang mahasiswa adalah mutlak diperlukan. Larut-larut dalam teori juga penting, tapi realisasi dari sketsa konsep teori adalah jauh lebih penting. Gerak langkah yang nyata.
Dalam substansial fungsi seorang mahasiswa dengan akal-akal yang mengagumkan dan kemampuan berpikir dan berkreasi luar biasa pada semua bidang (perfect), kemampuan intelektual mahasiswa dalam memahami (daya analisis) dan kemampuan daya mencipta (daya cipta). Kemampuan memahami zamannya dan menemukan sesuatu yang dapat ia lakukan dengan zaman itu.

Kembali ke Kemurnian Da’wah>

Kembali ke Kemurnian Da’wah

Sebuah nasehat dari Imam Hasan Al Bana, mengawali renungan tentang penting dan mutlaknya da’wah bagi pribadi-pribadi muslim. Beliau mengatakan :”Wahai ikhwan, jika antum tidak bersama dengan da’wah, maka da’wah tidak akan pernah bersama antum. Dan jika da’wah tidak bersama antum, maka ia akan bersama dengan yang lain dan mereka adalah orang yang lebih baik dari antum.” Maukah kita tersingkir dari orang-orang pilihan?
Adalah aneh bila ada seorang da’i mengalami futur, nyebrang ke jalan lain, bahkan sangat aneh jika suatu saat ia bersikap kontra produktif dengan harokah da’wah yang sebelumnya ia berada di dalamnya.
Da’wah memang bukanlah jalan yang mudah untuk ditempuh. Seorang da’i pasti akan banyak menemui hambatan-hambatan di dalamnya, baik dari orang-orang kafir, musyrik, dan munafik bahkan dari orang-orang yang meng-klaim dirinya sebagai “Muslim Pembela dan Penegak Sunnah Rosul” pun menjadi hambatan da’wah. Merupakan tantangan bagi da’i sejati untuk melawan berbagai hal yang merupakan bid’ah, menyesatkan, mengharamkan dan menyalahkan serta menghujat kepada mereka-mereka yang pekerjaan sehari-harinya menentang da’wah ini. Sejatinya, tugas seorang da’i dan barisan mujahid adalah menegakkan Al Haq dan Hancurkan Al Bathil. Menegakkan cahya islam adalah emban yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Mengajak dengan hikmah, menyampaikan kebenaran. Menunjukkan kejelasan jalan yan menghantarkan manusia menuju kemuliaan hidup sebgai hamba-hamba Allah Rabbul ‘aalamin yang beriman. Maka akan sangat disayangkan dan layak dipertanyakan jika suatu saat nanti seorang mujahid hanya duduk terdiam seribu bahasa saat kemungkaran, kebathilan, dan kekufuran terlihat jelas di depan mata dan di depan hidung mereka. Sangat mengkhawatirkan jika kader da’wah malah terpesona bujukan gemerlap duniawi. Ironi, jika kader-kader da’wah lemah dalam membentengi diri dan ruhiyahnya, malah terpesona dan terpedaya yang pada akhirnya menjadi bagian barisan Al Bathil.
Para kader-kader da’wah juga musti menyadari akan adanya gangguan-gangguan dan godaan yang melumuri jalan da’wah. Ketika para aktivis da’wah melihat perjalanna yang masih panjang, dan semangat melemah, kekuatan menurun dan cita-cita merendah, atau bahkan lambat laun kewajiban-kewajiban da’wah dilupakan sehingga komirtmen terhadap dakwah semkin redup, maka kader da’wah sejati musti menyadari bahwa ini seuan adalah bisikan dari syetan yang sejatinya sudah bosan dan melemah dalam membujuk kita. Keadaran tentang inilah…! Yang menjadi harapan musuh-musuh da’wah. Mereka selalu menanamkan sikap putus asa dalam barisan para mujahid dan membuat peran aktivis seakan-akan memahat di atas air, sehingga para aktivis berjatuhan, gugur di jalan da’wah satu persatu, minimal peran meraka semkin berkurang. Diperlukan adanya charge ulang, upaya untuk memperbaharui kondisi ini, komitmen untuk kembali jujur kepada jalan da’wah yang telah kita yakini kebenarannya.
Suatu kewajiban bagi kader-kader da’wah untuk selalu mengibarkan da’wah itu sendiri. Ke sekelilingnya. Mutlak, tak dapat ditawar-tawar lagi. Tugas ini mulia; menyampaikan risalahNya. Tujuan pokok yang mesti tercapai; berjuang mengalihkan ummat dari kegelapan menuju cahay islam. Berda’wah dengan segala sifat dasarnya, dan istiqomah dalam memegang prinsip da’wah. Berda’wah menyampaikan kebenaran, tanpa tertutupi selaput sedikitpun. Ini adalah perintah Allah secara langsung :
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Attaubah : 119). Dan kebenaran yang paling tinggi adalah tetap memegang sumpah setia (Rukun Baiat) dan menunaikan janji (sesuai dengan karakter kader sejati) dengan tetap menggenggam da’wah hingga titik darah penghabisan. Dan, kebenaran adalah tegaknya amalan-amalan tersebut atas dasar muwashofat kader sejati dengan penuh keikhlasan, kesungguhan dan kesudahan pengerahan kemampuan yang maksimal. Merealisasikan kebenaran dalam berjanji dengan Allah untuk tetap teguh dalam da’wah hingga meraih syahadah. ”Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)”.(Al Ahzab : 23).
Sebagai motivasi, perlu untuk senantiasa diingat balasan yang tinggi bagi mereka yang tetap istiqamah di jalan da’wah ini, hingga ajal menjemput. Allah berfirman :” Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya; Allah ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Al Maidah : 119). Dan sebaliknya akibat dan hukuman yang akan dikenakan terhadap orang-orang yang dusta dalam hidupnya. Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-oramg yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tenmpat bagi orang-orang ynag menyombongkan diri ?” (Az Zumar : 60). Betapa kita mendambakan tampilan kader-kader da’wah yang bisa berpegang komit; istiqomah dengan kebenaran dan sejatinya da’wah dalam segala situasi dan kondisi apapun, sehingga da’wah ini akan memberikan kebaikan dan keberkahan bagi umat islam. Sudah saatnya kita merefleksi sejauh mana tingkat kesungguhan keistiqomahan kita dalam melanjutkan estafet kemurnian da’wah.[]
paddy's as-salam!!!

Sabtu, 29 Maret 2008

deskripsi blog

Merupakan salah satu langkah awal merekatkan yang terurai, menghimpun yang terserak dari alumni SMA 1 Pamenag, yang mulanya berasal dari satu rumpun, kini terpisah menuju tujuan masing-masing. Maka melalui jalur ini bisa saling bertukar alumni-alumni SMA 1 Pamenang, dari angkatan berapa aja, tapi ini yang buat adalah angkatan 06.Maka bagi teman-teman yang merasa da rasa peduli dan persahabatan yang masih terasa agar berpartisipasi dalam link ini.